BANDUNG – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Banda Aceh ikut serta dalam Festival Media 2012 di Bandung, Jawa Barat, Sabtu-Minggu (15-16/9). Ikut sertanya AJI Kota Banda Aceh sebagai rangkaian peringatan ulang tahun Muharram Journalism College keempat.
Pada festival ini, AJI Banda Aceh memutar tiga film dokumenter karya alumni MJC. Tiga film dokumenter karya alumni Muharram Journalism College ikut diputar di arena Festival Media. Film
yang diputar yaitu “Pulau Aceh, Surga yang Terabaikan”, “Ironi di Balik Gaptek”, dan film profil AJI serta MJC. Ketiga film ini diproduksi oleh R.A. Karamullah, Amri Azoka, dan Muhammad Hamzah Hasballah.
“Melalui film ini, kami ingin memperkenalkan AJI dan MJC. Kami berharap MJC menjadi pilot project bagi AJI di daerah lain dalam mendirikan sekolah jurnalistik,” kata Sekretaris AJI Banda
Aceh Misdarul Ihsan. “Melalui Festival Media ini, kami juga mempromosikan potensi daerah dan wisata Aceh kepada publik di Bandung.”
“Pulau Aceh, Surga yang Diabaikan” berkisah tentang kehidupan masyarakat Desa
Meulingge, Kecamatan Pulau Aceh, Aceh Besar, yang masih jauh tertinggal. Padahal, Pulau Aceh mempunyai potensi alam dan wisata bahari yang menjanjikan. Sementara masyarakat di sana, masih belum bisa menikmati pembangunan, fasilitas kesehatan dan pendidikan.
Sedangkan “Ironi di Balik Gaptek” bercerita tentang kehidupan anak-anak Desa Lambirah, Kecamatan Sibreh, Aceh Besar.
“Alhamdullilah para pengunjung antusias melihat karya-karya jurnalis Aceh, terutama inisiatif AJI Kota Banda Aceh mendirikan sekolah jurnalistik. Film karya alumni MJC juga mendapat uplos,” jelas Ihsan.
Karya foto dan koleksi jurnalis senior Aceh Harun Keuchik turut dipamerkan dalam festival. Foto-foto Banda Aceh tempo doeloe seperti masjid raya, pendopo gubernur dan stasiun kereta api mengundang perhatian sejumlah pengunjung.
Festival Media 2012 digelar AJI Indonesia dalam rangka merayakan ulang tahun ke-18. Ini merupakan festival media pertama yang digelar AJI. Festival Media tak hanya diikuti oleh internal AJI, tapi juga sejumlah lembaga lain, seperti Komisi Penyiaran Indonesia, LKBN Antara, Aqua, Pikiran Rakyat, Watchdoc Production.
AJI Banda Aceh memamerkan sejumlah produk media, pameran foto Aceh tempo doeloe, tsunami, dan wartawan yang meliput konflik Aceh. Foto yang dipamerkan merupakan karya dan koleksi jurnalis di Banda Aceh. Selain memamerkan produk jurnalistik, AJI juga melengkapi standnya dengan menjual sejumlah produk kerajinan, kaos, dan kopi Gayo.
Stand AJI Banda Aceh merupakan salah satu stand yang paling banyak dikunjungi pengunjung. Di sini, pengunjung membeli kopi Gayo dan aneka kerajinan khas Aceh.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal AJI Indonesia Suwarjono menyebutkan, Festival Media 2012 ini menjadi ajang bertemunya pelaku industri media, komunitas, dan masyarakat.
“Masyarakat bisa melihat dan berinteraksi langsung dengan awak media dan mengetahui proses produksi berita. Dan teman-teman media akan menjelaskan bagaimana proses produksi berita dibuat hingga sampai ke masyarakat,” sebut Suwarjono.
AJI Indonesia juga memberikan tempat bagi masyarakat yang merasa dirugikan oleh media untuk melaporkan media tersebut kepada Komisi Penyiaran Indonesia. Sebab, KPI juga turut serta dalam festival ini.
“Jadi masyrakat bisa langsung mengadukan jika ada informasi yang tidak sesuai dengan etika,” ujar Jono.
AJI Indonesia akan mengagendakan Festival Media menjadi agenda tahunan AJI. “Ke depan kita berharap akan banyak media yang terlibat, karena di situ
media bisa melaporkan perkembangan mereka ke publik,” sebutnya. []