LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
PENGURUS AJI KOTA BANDA ACEH
PERIODE 2012-2015
REFLEKSI
Assalamualaikum Wr Wb
Sahabat-sahabat seorganisasi yang saya hormati dan muliakan. Sebelum saya membacakan laporan pertanggungjawab ini, marilah kita sekalian memohon restu kepada Allah Swt agar konferensi Kota Banda Aceh berjalan lancar. Untuk itu, mari di dalam hati kita masing-masing membacakan Al Fatihah, secara seksama. Alfatihah…terimakasih.
Alhamdulillah… Alhamdulillahi rabbil ‘alamin washshalatu wassalamu ‘ala asyrafil ambiyai wal mursalin wa ‘ala alihi wa ashabihi ajma’in.
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah Swt yang telah menyirami kita dengan nikmat tak terhingga, terutama nikmat sehat hingga bisa bersilaturrahmi di ruang berbahagia ini untuk berpikir ihwal kemaslahatan jemaah AJI Kota Banda Aceh.
Tak luput pula kita panjatkan salawat pada baginda Rasul Muhammad Saw beserta para sahabat yang telah setia bersama beliau, hingga dunia fana ini terlihat indah dengan segala peradaban mulia di dalamnya.
Kenankan saya dalam kesempatan terakhir sebagai Ketua AJI Kota Banda Aceh mengajak diri saya, dan semoga sahabat sekalian demikian juga, bersama-sama merenung sejenak dalam kesempatan silaturrahmi akbar ini. Mungkin baik bila mengingat jasa dan mengambil sari pati karakter baginda Rasul Muhammad Saw, apalagi sedang bertepatan pada musim peringatan hari lahirnya: maulidir rasul!
Sungguhlah baginda telah menunjukkan pada kita betapa menghayati dan mengamalkan akhlaknya, menuntun kita pada kemulian profesi ini. Mari mulai dari memahami sifat Shiddiq-nya. Sudahkah kita menjalankan sifat baginda, jujur dalam lisan dan tulisan, menginformasikan dengan benar dan membela kebenaran?
Baginda rasul, memiliki sifat Amanah. Bila saya tak salah pahami, kira-kira berarti bias dipercaya, tidak merekayasa atau manipulasi fakta. Jika begitu sifat rasul, salahkah kita lantas memegang teguh pada Kode Etik Jurnalistik dalam menjalankan profesi yang kita cintai ini?
Lalu, baginda rasul menunjukkan sifatnya yang Tabligh, atau menyampaikan atau menginformasikan kebenaran bukan membalikkan kebenaran. Dan terakhir sifat Fathanah, atau cerdas, berwawasan dan bijak memahami situasi sekitar.
Sahabat-sahabat seorganisasi yang berbahagia, maafkan saya, yang mengawali mukaddimah ini seakan ceramah maulid. Sederhananya saya ingin menyatakan, Islam dan jurnalisme tak terpisahkan.
Jurnalis –sejatinya—harus memiliki sifat-sifat kenabian tersebut dalam menyampaikan informasi kepada publik. Apalagi, berita dalam Bahasa Arab bisa diartikan dengan khabar atau naba’. Bukankah salah satu dari 114 surah dalam Kitab Suci Quran kita bernama An-Naba’? Jadi, saya berpesan, tetap teguh dan setialah kita pada idealisme yang diusung organisasi ini.
Sahabat-sahabat seorganisasi yang berbahagia,
Tiga tahun lalu, di Darul Imarah persis di sebuah hotel berbintang tiga yang terletak di atas Sesar Darul Imarah. Ahad, 19 Februari, saya dan sahabat dekat saya Misdarul Ihsan, memperoleh amanah berat dari 37 anggota dari 41 anggota yang berhadir pada konferensi ketika itu.
Diberikan amanah memimpin organisasi progresif seperti AJI dengan tiga platformnya; kebebasan pers, profesionalisme dan kesejahteraan jurnalis tentulah amanah berat. Namun organisasi ini memiliki budaya dan sumberdaya yang luar biasa, anak-anak muda progresif dan orang tua yang bijaksana mengantar kepengurusan ini pada titik akhirnya; konferensi hari ini.
Terimakasih para pengurus sekalian. Terimakasih seluruh rekan yang telah bersama berjuang.
TAHUN BERAT
PILKADA, KEPENGURUSAN DAN ANGGOTA
Selambat-lambatnya, sepekan setelah dipercaya menjabat sebagai ketua, bersama sahabat saya yang setia, Misdarul Ihsan dan Fakhrurradzie Gade (Bendahara), telah menyelesaikan tugas pertama; membentuk struktur organisasi dan mengesahkannya, agar kepengurusan ini segera dapat berjalan.
Sebagai organisasi profesi yang berbasiskan jurnalis aktif, kesibukan para anggota dan penggurus tentulah sangat besar pengaruhnya terhadap jalannya roda organisasi. Mulanya di antara anggota yang yang sangat sibuk, kami mengajak sejumlah sahabat untuk membantu menjadi pengurus. Di antaranya;
Susunan Pengurus AJI Kota Banda Aceh
Periode 2012 – 2015
Ketua              : Maimun Saleh (Koran SINDO)
Sekretaris       : Misdarul Ihsan (RCTI)
Bendahara     : Fahkrurradzie Gade (acehkita.com)
Divisi – Divisi
- Divisi Organisasi
Ketua              : Taufik Almubarak (acehcorner.com)
Deputi            : Nursafri (Radio Rumoh PMI)
Anggota          : Bedu Saini (Hr. Serambi Indonesia)
Windy Phagta (Radio Rumoh PMI)
- Divisi Pengembangan Kapasitas Profesi
Ketua              : Daspriani Y. Zamzami ( Indosiar)
Deputi            : Arif Ramdan (Hr. Serambi Indonesia)
Anggota          : Anshari Hasyim (Hr. Serambi Indonesia)
Salman Mardira (Okezone.com)
- Divisi Usaha Dana dan Hubungan Eksternal
Ketua              : Zulkarnaini Muchtar (Bisnis Indonesia)
Deputi            : Hari Teguh Patria (Radio Serambi FM)
Anggota          : Reza Munawir (Radio Serambi FM)
: Chaideer Mahyudin (AFP)
- Divisi Advokasi
Ketua              : Muhammad Riza Nasser (VIVA News)
Deputi            : Zainal Arifin M. Nur (Hr. Serambi Indonesia)
Anggota          : Isra Safril (Frelance)
M. Nizar Abdurrani (Theglobejournal.com)
- Divisi Serikat Pekerja
Ketua              : Davi Abdullah (Kompas TV)
Deputi            : Alaidin Ikrami (Frelance)
Anggota          : Hendra Saputra (Media Indonesia)
: Heri Juanda (AP)
- Divisi Perempuan
Ketua              : Mohd. Burhanuddin ( kompas)
Deputi                        : Agus Rahmad ( VOA)
Anggota          : Hasbi Azhar ( Freelance)
: Fahreza Ahmad ( Freelance)
Badan-Badan
Badan Pertimbangan Organisasi dan Majelis Etik
- Nurdin Hasan (The Jakarta Globe)
- Ampuh Devayan (Hr. Serambi Indonesia)
- Hotli Simanjuntak (The Jakarta Post)
- Mukhtaruddin Yacob (SCTV)
- Adi Warsidi (TEMPO)
Badan Pengawas Keuangan
- Herianto (Hr. Serambi Indonesia)
- Muhammad Hamzah (Suara Pembaruan)
Banda Aceh, 19 Februari 2012
Mengetahui
Maimun Saleh                                                          Misdarul Ihsan
Ketua                                                                            Sekretaris
Kepengurusan ini tidak bertahan lama, organisasi harus terus berjalan walau diisi para penggurus dan anggota yang teramat sangat sibuk. Untuk itu kami melakukan pergantian pengurus dan sekaligus perampingan struktur di tahun 2013. Inilah struktur yang bertahan hingga kini;
Kepengurusan AJI Hasil Reshuffle
Periode 2012 – 2015
Ketua              : Maimun Saleh (Koran SINDO)
Sekretaris       : Misdarul Ihsan (RCTI)
Bendahara     : Fahkrurradzie Gade (acehkita.com)
Divisi – Divisi
Divisi Organisasi
KETUAÂ Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â :Â Chaideer Mahyuddin
ANGGOTA Â Â Â Â Â :Â Salman Mardira
Divisi Pengembangan Kapasitas
KETUA Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â : Taufik Al Mubarak
ANGGOTAÂ Â Â Â Â Â : Nursafri
Divisi Advokasi
KETUAÂ Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â :Â Muhammad Riza Nasser
ANGGOTAÂ Â Â Â Â Â :Â Ansari Hasyim
ANGGOTA Â Â Â Â Â : Alaidin Ikrami
Divisi Serikat Pekerja
KETUA Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â : Reza Munawir
ANGGOTAÂ Â Â Â Â Â : Â Heri Juanda
Divisi Perempuan
KETUAÂ Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â : M. Burhanuddin
ANGGOTA Â Â Â Â Â : Reza Fahlevi
Badan-Badan
Badan Pertimbangan Organisasi dan Majelis Etik
- Nurdin Hasan (The Jakarta Globe)
- Ampuh Devayan (Hr. Serambi Indonesia)
- Hotli Simanjuntak (The Jakarta Post)
- Mukhtaruddin Yacob (SCTV)
- Adi Warsidi (TEMPO)
Badan Pengawas Keuangan
- Herianto (Hr. Serambi Indonesia)
- Muhammad Hamzah (Suara Pembaruan)
Banda Aceh, 25 Januari 2013
Mengetahui
Maimun Saleh                                                          Misdarul Ihsan
Ketua                                                                            Sekretaris
Walau telah dirampingkan dan sejumlah pengurus diganti karena kesibukannya, tidak seluruh divisi berjalan. Seperti divisi baru yang berupakan struktur wajib kongres, merupakan salah satu struktur yang tidak berjalan. Bahkan ketua divisinya Muhammad Burhanuddin, berpindah domisili, sehingga tinggallah saudara Reza Fahlevi seorang diri di divisi mulia ini.
Divisi yang berjalan di tempat lainnya, Divisi Serikat Pekerja dan Pengembangan Kapasitas. Sekali lagi, kesibukan para pengurus menyulitkan struktur berjalan maksimal, sementara para anggota enggan membantu mengurus juga karena kesibukannya.
Konferensi tiga tahun lalu, memutuskan resolusi tentang pentingnya jurnalis termasuk anggota dan pengurus AJI Kota Banda Aceh untuk bersikap independen dalam menyikapi Pilkada. Selain itu, kongres AJI Indonesia, juga telah meletakkan sikap yang cukup tegas terhadap keterlibatan penggurus dan anggota AJI di seluruh Indonesia yang terlibat menjadi penyelenggara, kandidat, atau pengurus partai, serta tim sukses.
Pilkada lalu, persis prediksi konferensi tiga tahun lalu, sangat besar pengaruhnya terhadap kepengurusan dan keanggotaan AJI Kota Banda Aceh. Kode Etik harus tegak, namun persahabatan tetap harus berjalan. Pilkada telah menyebabkan AJI Kota Banda Aceh kehilangan Ketua Divisi Pengembangan Kapasitas, sahabat Taufik Mubarak. Ia memilih menjadi Caleg pada Pilkada lalu.
Selain Caleg, ada pula anggota AJI Kota Banda Aceh yang menjadi tim sukses. Sahabat kita Hasbi Azhar, tidak menampik dirinya menjadi tim sukses saat diperlihatkan buku hasil temuan di KIP Aceh. Akhirnya, sahabat kita Hasbi Azhar juga meninggalkan AJI.
Kepergian saudara Taufik Mubarak, menyebabkan kami, memutuskan untuk mengabung Divisi Pengembangan Kapasitas dan Organisasi menjadi satu.
Walau sangat bersedih, namun saya tidak dapat melakukan apapun selain menegakkan Kode Etik di internal diminta atau tidak oleh Majelis Etik. Pemilu legislatif juga telah menyebabkan kita kehilangan Ardiansyah di Nagan Raya, karena memilih menjadi Caleg. Begitu pula AJI Kota Banda Aceh harus merelakan orang tua yang sangat berjasa telah mendirikan organisasi ini, bahkan menjabat ketua periode 1999-2002, saudara Nazamuddin Arbie memilih menjadi Caleg.
Usai kehilangan banyak sahabat pengaruh Pilkada dan Pileg. AJI Kota Banda Aceh harus kehilangan dua sahabat lagi pasca-advokasi kasus pemberitaan seorang anak perempuan bernama Putri (PE), di Langsa. Bagi pengurus tak ada pilihan selain menerima pengunduran diri Arif Ramdan dan Zainal Arifin.
PROGRAM DAN KEGIATAN
Tiga tahun ini, pengurus menjalankan program prioritas pengembangan kapasitas atas dukungan Development and Peace. Program tersebut, dijalankan melalui Muharram Journalism College (MJC). Program pengembangan kapasitas ini memiliki kegiatan sebagai berikut di antaranya;
Kegiatan |
Narasi |
Status |
Roadshow | Pelatihan jurnalistik dasar pada aktivis pers kampus. | Dari dua wilayah yang direncanakan, menyisakan satu wilayah pada Maret mendatang. |
Jaringan Advokasi | Diskusi berlanjutan membahas persoalan sekitar jurnalisme, mengarah pada pembentukan LBH Pers. | Menyisakan dua diskusi lagi |
Kampanye Kebebasan Persa dan Demokrasi | Lebih pada pertemuan lintas organisasi termasuk institusi vertikal untuk mereduksi kekerasan terhadap jurnalis. | Selesai |
Penerbitan buku seri MJC | Buku pelajaraan yang ditulis oleh pengajar sebagai referensi perkuliahan. | Sedang dalam penulisan |
Hubungan kerjasama antarlembaga
Lembaga |
Bentuk kerjasama |
Divisi |
Transparansi Internasional | Clearing House (diskusi RTRW Aceh) | Divisi Pengembangan Kapasitas |
LBH Banda Aceh | Pendampingan Advokasi Kekerasan Terhadap Jurnalis | Divisi Advokasi |
Organisasi pers (PWI dan IJTI) | Diskusi Lintas Organisasi Pers | Divisi Organisasi dan Divisi Advokasi |
WWF | Media Trip ke Kawasan pedalaman Aceh Selatan | Divisi Pengembangan Kapasitas |
Bank Indonesia | Training Menulis Isu Ekonomi dan Perbankkan | Divisi Pengembangan Kapasitas |
Bursa efek Indonesia | Sosialisasi Bursa Efek Untuk Jurnalis | Divisi Organisasi |
Aceh Resource And Development | Diskusi Serikat Pekerja | Divisi Serikat Pekerja |
Walhi Aceh | Refleksi Akhir Tahun tentang Hutan Aceh | Divisi Organisasi |
KPHA | Advokasi Isu kehutanan | Divisi Advokasi |
East West  Center | Memfasilitasi Kunjungan jurnalis Internasional | Divisi Organisasi |
Gerak Aceh | Training Advokasi Anggaran | Divisi Organisasi |
Kekerasan terhadap jurnalis
Hubungan antarorganisasi pers (AJI, PWI dan IJTI) merupakan fokus program kepengurusan ini. AJI Kota Banda Aceh diharapkan mampu, menjadi motor berbagai kegiatan terkait jurnalisme. Target tersebut tercapai sudah, ketiga organisasi ini sudah sering melakukan kegiatan bersama.
Kini aliansi ketiga organisasi telah masuk pada tahap rencana pembangunan LBH Pers bersama. Bahkan ketiga organisasi ini telah menyepakati standar prosedur operasional penanganan kasus-kasus kekerasan terhadap jurnalis, dan pengekangan pers.
Indikator sederhananya, dalam menyikapi kekerasan terhadap jurnalis di Aceh maupun di provinsi lain. Aliansi lintas organisasi ini sering mengeluarkan pernyataan bersama, aksi bersama, dan menyurati pihak berwenang secara bersama-sama.
Sepanjang tiga tahun kepengurusan, tidak ada kasus yang sangat besar terjadi di Aceh. Divisi Advokasi, mencatat hanya terjadi sepuluh kasus. Kasus paling mendapat perhatian hanya dua, pertama kasus Ivo Lestari kontributor RCTI dan kasus pemberitaan Putri. Penjelasan lanjut terkait kasus-kasus kekerasan akan dijelaskan ketua divisi bersangkutan.
Keuangan
Sejak peresmian MJC, AJI Kota Banda Aceh memilah pencatatan keuangan menjadi dua; MJC dan AJI, subtansinya hanya memudahkan manajemen keuangan saja.
Saat kepengurusan ini memulai menjalankan organisasi, kas di AJI mencapai Rp 4.068.135,- dan MJC Rp 76.256.300.- Saat ini kas AJI dan MJC sebesar Rp 405.500.804 penjelasan mendetail akan dipaparkan oleh Meuntroe Peng, saudara Fakhrurradzie.
Saya Maimun Saleh, mengucapkan banyak terimakasih pada seluruh pengurus yang telah bersama-sama berjuang, dan saya mohon maaf pada seluruh anggota AJI Kota Banda Aceh, atas segala kekurangan selama saya memimpin.
Banda Aceh, 25 Februari 2015
Maimun Saleh
Ketua
Misdarul Ihsan
Sekretaris